Minggu, 24 Mei 2015

Aku Tak Minta Banyak Hal Tuhan

Tuhan, selamat pagi, selamat siang, atau selamat
malam. aku tak tahu di surga sedang musim apa,
penghujan atau kemaraukah ? atau mungkin
musim salju, pasti sangat indah. boleh
berbincang sedikit kah ? aku belum pernah
melihat salju. mungkin kalau aku sudah dewasa
dan sudah menghasilkan uang sendiri aku akan
menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri.
aku tahu Kamu tak pernah sibuk. aku tahu Kamu
selalu mendengar isi hatiku meskipun Kamu tak
segera memberi pukpuk di bahuku. aku tak perlu
curiga padaMu soal Kamu mendengar doaku atau
tidak. aku percaya telingaMu selalu tersedia
untuk siapapun yang percaya padaMu. aku yakin
pelukanMu selalu terbuka untuk siapapun yang
lelah pada dunia dan membuatnya menggigil. aku
mengerti tanganMu siap menyatukan kembali
kepingan-kepingan hati yang patah.
masih tentang hal yang sama Tuhan. dan belum
mu berganti topik. tentang dia. yang selalu ku
perbincangkan sangat lama denganMu.
seseorang yang slalu ku sebut dalam frasa kata
saat aku bercakap-cakap denganmu.
aku sudah tau perpisahan yang kau ciptakan
adalah sesuatu yang terbaik untukku. aku
mengerti kalau Kamu sudah menciptakan
seseorang yang lebih baik darinya. tapi…bukan
berarti aku harus absen menyebut namanya
bukan ?
nah..kalau yang ini aku juga sudah tau. dia sudah
menemukan penggantiku, entah itu yang lebih
baik dariku atau malah yang lebih buruk. atas
alasan apapun aku juga harus turut bahagia
mendengar berita itu, karena ia tak perlu
merayakan kesedihannya seperti yang aku
lakukan beberapa waktu ini. seiring dia
mendapatkan penggantiku, ia tak perlu merasa
galau atau kehilangan. Tuhan aku tak pernah
rela melihat orang yang aku cinta juga terluka
seperti luka yang belum kering di dadaku ini.
pernah aku terpikir agar aku terkena amnesia dan
melupakan segala sakit yang ku rasa. agar aku
tak pernah merasa kehilangan dan tak perlu
menangisi perpisahan. rasanya hidup tak akan
terlalu rumit bila dengan mudah melupakan
perpisahan dan hanya mengingat kebahagiaan.
aku memang tak perlu meratap, karena
sepertinya ia telah bahagia bersama kekasih
barunya. ia pasti telah menemukan hal baru yang
indah dan menyenangkan. aku turut senang jika
hal itu benar, kembali pada bagian awal, Tuhan.
aku tak pernah ingin dia merasakan perpisahan,
seperti yang aku rasa .
akhir percakapan, aku tak ingin dia putus dengan
kekasihnya atau hubungannya kandas di tengah
jalan. aku hanya ingin kekasih barunya
memperhatikan apapun yang dia inginkan, selalu
menemaninya dan yang paling penting adalah
tidak menyakitinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar